secangkir kopi pada kepulan kretek merupakan penuangan dari mata liarku menatap kehidupan yang semakin unik .. salam sejahtera bagi semua ( t-wong )

Sabtu, 05 Juni 2010

7.LELAKI TANPA BOLA MATA

7. LELAKI TANPA BOLA MATA

sekawan kelelawar membubarkan formasinya
payung angkasa yang menutup matahari terkuak
dan sinarnya kembali menerangi taman sari
bayi merah tersenyum pulas pada pelukan sang lelaki
lelaki tanpa bola mata

dari atas tebing lelaki tanpa bola mata memandang sekeliling
entah apa yang di rasakan, tetap senyumnya kian mengembang
sementara jangkrik dan belalang perlahan menapaki sulur beringin
dan katak mula bermain di air tanpa takut dengan bebek dan angsa

lelaki itu meletakan bayi merah pada permadani rumput hijau
dibawah payungan bayangan karang yang memagari matahari
bersamaan itu... kawanan kupu-kupu berdatangan dari arah matahari
menempati ruang-tuang pada pucuk bunga di taman sari
berpadu dengan jangkrik dan belalang yang kembali bernyanyi di sulur beringin
katak-katak membuahi satu dengan lainnya.. meletakan telur pada sela-sela ilalang
daur kehidupan baru dimulai

sementara matahari perlahan menyingkir ke barat
membiarkan awan hitam mengantikan posisi
lelaki itu tetap tersenyum

perlahan serigala menghampiri dan duduk di sampingnya
di lehernya tergantung sepotong tabung bambu
lelaki tersenyum...dari mata yang tak berbola mata memancarkan cahaya
sejenak taman sari berhenti berbuat...lalu kembali seperti semula

serigala berlari kencang
menuruni tebing-tebing curam
dan lelaki itu tertawa lantang
mengundang kelelawar keluar sarang bersama kumpulan elang
berputar-putar mengelilingi taman sari


6. TANGIS BAYI

6.TANGIS BAYI

perlahan merangkak pada tepian kolam
menyibak air memanggil bebek dan angsa
bebek angsa sepertinya asik sendiri, makin menjauh ketengah dan menyelam
lalu tampak di paruhnya beberapa ikan-ikan kecil,

bayi itu mendekat pada ilalalang
ditarik-tarik lalu berhamburan jangkrik belalang dari dalam akar
berterbangan membungkus bayi merah
tak ragu bermain-main di telinga, masuk ke kiri keluar lagi dari hidung
Masuk ke kanan keluar lagi dari mulut,
dan bayi hanya tertawa kegirangan

menengadah dia kelangit
ditatapnya matahari yang perlahan keluar dari peraduannya
semakin riang dia, tatkala matahari memakaikan dirinya busana cahaya
perlahan bayi itu mulai mencoba berdiri, tetapi tetap ia jatuh berkali kali
makin ceria dia, tanpa tangis menatap tak berkedip matahari yang meninggi
sementara jangkrik dan belalang melarikan diri tak tahan makian matahari

bangau yang masih terpaku di pucuk beringin
memaksakan hati mendekat
sekadar menghantarkan senyuman
lalu segera berlalu kearah matahati

bayi itu kali ini bergulingan masuk ke kolam
berpegangan ujung ilalalng mencoba jejakan kaki
mencoba merasakan apa isi kolam
tiba-tiba tangisnya melengking

tangisan pertamanya... semakin melengking melebihi petir
jangkrik dan belalang satu-satu ada yang mati
katak berlompatan adu tinggi senada jeritan bayi

semak mengoyak diri
sepasang mata bernafas berat mengembuskan aroma anyir
menjulurkan tangannya, mengangkat sang bayi
lalu tawanya mengema
memecahkan batu-batuan di tebing-tebing pinggiran taman sari
kelelawar berhamburan, berputar membungkus matahari
sang bayipun berhenti menangis menatap manis pada sosok itu
berdua mereka berlalu dipayungi sekawanan kelelawar

5.KERANJANG DALAM ILALANG

5.KERANJANG DALAM ILALANG

semua masih terpana

rembulan kian pucat kehabisan darah

langit mulai memerah

jangkrik belalang menimbun wajah pada akar ilalang

hanya bola mata katak yang kian membesar

menatap pada selendang

merasa iri mengapa bukan diri yang disayang

gemulai putri mengiring langkah serigala

pada rimbun ilalang mereka berhenti

menyibak ilalang menatap keranjang belukar duri

tergolek bayi mungil segar berkalung ari ari

tertidur beralas anyaman duri dan berselimut embun

sang putri tersenyum...

serigala kian menyeringai dan matanya kian membara

diangkatnya bayi yang belum mengenal hari

diletakan ujung jarinya pada kening sang bayi

lalu...

diacungkanya bayi tersebut ke angkasa

langit yang memerah semakin merah

entah apa yang di ucapkan

seketika kilat, petir berebutan bersautan

burung bangau langsung menjejak pucuk beringin

tak juga menemani bumi

bebek dan angsa melanjutkan tarian

bola mata katak pecah

jangkrik dan belalang kian dalam

bayi mungil tersenyum

kedua bola matanya berbinar

sang putri berlalu

selendang pelangi mengibaskan kembali kamboja dan melati

serigala menatap sang bayi

yang merangkak keluar keranjang

mengapai leher serigala

dan...

mata serigala perlahan sayu

menetes darah dari lehernya

di jilati sang bayi lalu berlalu meninggalkan taman sari

sang bayi tersenyum

taman sari bertambah sunyi

langit menebar aroma

burung bangau terpaku

4.SELENDANG PUTRI

4.SELENDANG PUTRI

burung bangau yang terbang itu
masih berputar putar memandangi bumi
apakah akan turun kembali
mengabungkan diri di taman sari

serigala berangsur pergi
tak perduli lagi pada bunyi bunyi
apalagi pada katak yang mulai menari

kunang-kunang perlahan melebur diri
membiarkan rembulan menempati posisi
menyinari bebek angsa yang menari
membentuk lingkaran cakra warna warni

daun-daun bambu perlahan gemerisik
menandakan angin yang berhembus perlahan
mengiring langkah yang menapaki rumput basah
bersama wewangian kamboja dan melati
menandakan hadirnya sang putri

putri elok rupawan
rembulanpun langsung sembunyi
dan orkestra tiba-tiba sunyi
semua memandang
semua terpana

bukan pada sang putri
tetapi pada apa yang dibawanya
sebuah selendang pelangi
yang bergelayun manja

semua terpana
bukan pada indahnya pelangi
bukan juga gemulai selendang tertiup angin

semua terpana
dan serigala segera menghaturkan diri
mengendus dan menjilati ujung selendang
menghirup hingga kering apa yang menetes

serigala kembali menyeringai
tatapannya kian membara

dan semua masih terpana

sementara burung bangau masih berputar putar

3.WAJAH PENYANYI

3.WAJAH PENYANYI

dan ketika suasana kembali sunyi
bebek dan angsa berenang dalam sepi
srigala tertidur bermimpi sang putri

satu persatu penyanyi merambat mendekat
membawa perkusinya
memainkan tetabuhannya
dalam nada nada sepi
menghantar tarian
bermain di kolam taman sari

penyanyi penyanyi itu
perlahan membumi
berudu telah menjelma diri
melompat menjadi katak yang bernyanyi

kali ini tidak sendiri
mengiring bersamanya jangkrik dan belalang
yang keluar dari akar akar ilalang
dari ranting ranting belukar
dari lobang lobang tanah

tetapi kemana sang bangau
kenapa belum kembali
apakah sudah hilang nyali

makin malam makin menjadi
orkestra sunyi kian berani
bersama datangnya kunang kunang
kolam kolam bermandi cahaya
bunyi bunyi makin terasa
melengking membumbung di angkasa

dan serigala mengeliat
melamat pelan pada bunyi

2.TAMAN SARI

2.TAMAN SARI

serigala itu masih sembunyi
tak juga mau gabung diri
sementara bebek angsa masih asik menari
berirama dendang katak katak yang bernyanyi

bangau yang tadinya terbang tinggi
tertarik hati melihat tarian
dan mengabung diri dalam kolam wangi
katak-katak makin riuh bernyanyi
serigala masih sembunyi

seketika semua pada lari
serigala unjuk diri
melompat menerkam mengunyah
katak katak yang bernyanyi

burung bangau lari ke angkasa
bebek angsa menyelam ke dasar kolam
serigala melumat katak katak

dan raja menuangkan gelas anggurnya sekali lagi
menyematkan bintang jasa pada serigala

semuanya kembali sunyi
sang raja tidur melanjutkan mimpi
bermandi mandi di taman sari

hari berganti
bebek angsa masih menari
kali ini tanpa katak yang bernyanyi
dan bangau yang tak kembali

serigala kembali sembunyi
menanti siapa yang kembali bernyanyi

Jumat, 04 Juni 2010

karena mengantuk maka :

karena mengantuk maka :

kutuliskan syair kegaduhan ini
untuk mengingatkan kita yang kerap
menjajakan air mata dan cerita duka
mengobral rasa bahagia dan suka cita
menyembunyikan dendam dalam kata kata bermutiara
dan menghamburkan hasutan dalam bingkai kata
multi warna makna

kutuliskan syair kegaduhan ini
dimana aku sambil mengumbar caci maki
hinaan dan pujian serta ejekan dan rayuan
kuumbar semua agar tak tertinggal di sela sela
gigi yang sudah mulai kropos dan tak lengkap lagi
dan tertinggal juga keraknya di langit langit rongga mulut
yang kerap mendatangkan rasa sepet dan ngilu
ketika udara segar mengaliri dalam tarikan nafas

kuumbar semua bersama jigong jigong yang memang
tak pernah kubersihkan dari rongga mulut
dan aroma bangkai bercampur sisa kretek dan ampas kopi
menjadi perpaduan yang memuakan rasa

kuumbar semua...agar sesiapa yang merasakan
segera muntah dan berpacu dengan celananya
mencari kamar kecil... agar tak basah ujung si kecil

kuumbar semua..karena aku mengantuk
dan tak ingin tertidur
agar aku tak diracuni mimpi
yang dijual melalui televisi dan janji janji