6.TANGIS BAYI
perlahan merangkak pada tepian kolam
menyibak air memanggil bebek dan angsa
bebek angsa sepertinya asik sendiri, makin menjauh ketengah dan menyelam
lalu tampak di paruhnya beberapa ikan-ikan kecil,
bayi itu mendekat pada ilalalang
ditarik-tarik lalu berhamburan jangkrik belalang dari dalam akar
berterbangan membungkus bayi merah
tak ragu bermain-main di telinga, masuk ke kiri keluar lagi dari hidung
Masuk ke kanan keluar lagi dari mulut,
dan bayi hanya tertawa kegirangan
menengadah dia kelangit
ditatapnya matahari yang perlahan keluar dari peraduannya
semakin riang dia, tatkala matahari memakaikan dirinya busana cahaya
perlahan bayi itu mulai mencoba berdiri, tetapi tetap ia jatuh berkali kali
makin ceria dia, tanpa tangis menatap tak berkedip matahari yang meninggi
sementara jangkrik dan belalang melarikan diri tak tahan makian matahari
bangau yang masih terpaku di pucuk beringin
memaksakan hati mendekat
sekadar menghantarkan senyuman
lalu segera berlalu kearah matahati
bayi itu kali ini bergulingan masuk ke kolam
berpegangan ujung ilalalng mencoba jejakan kaki
mencoba merasakan apa isi kolam
tiba-tiba tangisnya melengking
tangisan pertamanya... semakin melengking melebihi petir
jangkrik dan belalang satu-satu ada yang mati
katak berlompatan adu tinggi senada jeritan bayi
semak mengoyak diri
sepasang mata bernafas berat mengembuskan aroma anyir
menjulurkan tangannya, mengangkat sang bayi
lalu tawanya mengema
memecahkan batu-batuan di tebing-tebing pinggiran taman sari
kelelawar berhamburan, berputar membungkus matahari
sang bayipun berhenti menangis menatap manis pada sosok itu
berdua mereka berlalu dipayungi sekawanan kelelawar
0 komentar:
Posting Komentar