secangkir kopi pada kepulan kretek merupakan penuangan dari mata liarku menatap kehidupan yang semakin unik .. salam sejahtera bagi semua ( t-wong )

Selasa, 28 April 2009

ALTAR

ALTAR

dengar... gagak itu kembali bernyanyi
syair hitam... lirih...ngilu...perih...darah

dengar...anak-anak itu bernyanyi
ratapan merdu... mengiring perut lapar menjepit
senandung syaduh...ibu mereka menghiba kasihan

dengar...mereka-mereka di jalanan
berteriak lantang menari berputar joget sembarang
menjadi hiburan para penjaga istana
dari jenuh penat rumah monyet

dengar.. para petani di ladang
dalam alunan jangkrik dan ilalang
dalam buaian sepoi angin kemarau
berharap pada panen yang gagal

dengar...lautan yang tak bersahabat lagi
satria kelam murung memintal tali jalanya
tergantung harapan putus dalam kailnya

dengar... dengar... dengar..
paduan suara kematian dalam buntang-buntang bernyawa
dalam canda ceria pesta pora belatung dan cacing tanah
orkes simphoni merah kering merah basah merah merah

nyanyikan lah bapa...
senandung sucimu kepada mereka
sirami tanah mereka bapa
dalam karunia kudus sinar surgamu
merahkan tanah mereka dalam merahmu
birukan laut mereka dalam birumu
sejukkan mereka dari dahagamu

hadirlah kepada mereka bapa
mereka malu menapakan kaki di rumahmu
kaki penuh lumpur dan bau anyir
tubuh penuhi belatung dan cacing
bernafas satu satu megap megap
tak ada yang pantas di kenakan

hadirlah bapa...
turunlah sejenak dari mimbar pualamu
nikmatin becek tanah dan anyir lautan
hanya ubi goreng dan ikan teri persembahan mereka
tanpa roti anggur dan harum dupa

0 komentar:

Posting Komentar