ALTAR
dengar... gagak itu kembali bernyanyi
syair hitam... lirih...ngilu...perih...darah
dengar...anak-anak itu bernyanyi
ratapan merdu... mengiring perut lapar menjepit
senandung syaduh...ibu mereka menghiba kasihan
dengar...mereka-mereka di jalanan
berteriak lantang menari berputar joget sembarang
menjadi hiburan para penjaga istana
dari jenuh penat rumah monyet
dengar.. para petani di ladang
dalam alunan jangkrik dan ilalang
dalam buaian sepoi angin kemarau
berharap pada panen yang gagal
dengar...lautan yang tak bersahabat lagi
satria kelam murung memintal tali jalanya
tergantung harapan putus dalam kailnya
dengar... dengar... dengar..
paduan suara kematian dalam buntang-buntang bernyawa
dalam canda ceria pesta pora belatung dan cacing tanah
orkes simphoni merah kering merah basah merah merah
nyanyikan lah bapa...
senandung sucimu kepada mereka
sirami tanah mereka bapa
dalam karunia kudus sinar surgamu
merahkan tanah mereka dalam merahmu
birukan laut mereka dalam birumu
sejukkan mereka dari dahagamu
hadirlah kepada mereka bapa
mereka malu menapakan kaki di rumahmu
kaki penuh lumpur dan bau anyir
tubuh penuhi belatung dan cacing
bernafas satu satu megap megap
tak ada yang pantas di kenakan
hadirlah bapa...
turunlah sejenak dari mimbar pualamu
nikmatin becek tanah dan anyir lautan
hanya ubi goreng dan ikan teri persembahan mereka
tanpa roti anggur dan harum dupa
0 komentar:
Posting Komentar